Wednesday, June 22, 2016

Pengalaman Interview & Bekerja – Tugas Bahasa Indonesia 2 Ke-3

Saya Budi Pradana, lulusan SMA 70 – Jakarta tahun 209. Saat ini saya masih kuliah di Universitas Gunadarma jurusan Sistem Informasi angkatan 2011, sudah memasuki semester akhir. 
Sebenarnya setelah saya lulus SMA itu saya langsung kuliah lagi di kampus yang berbeda, tapi karena satu dan lain hal saya mengundurkan diri dari kampus tersebut pada pertengahan tahun. karena saya keluar pada pertengahan tahun hanya Universitas Gunadarma yang membuka pendaftaran.
Sambil menunggu hasil tes dari Gunadarma saya mencoba bekerja sembari mengisi waktu luang. Pada saat itu kakak sepupu saya memberi informasi kalau ada lowongan sebagai marketing mobil pada salah satu brand terkemuka dari korea, karena waktu itu saya sedang ngekos di daerah pondok cabe, dan lokasi lowongan ini di bintaro saya ambil kesempatan ini.
Sayapun membuat CV dengan seadanya, karena tidak ada pengalaman kerja sama sekali, dan belum pernah membuat CV, saya mengacu pada beberapa contoh yang ada di internet. Kata kakak sepupu saya juga sebenarnya CV dan interview ini hanya formalitas, karena cabang yang bintaro ini baru buka membutuhkan banyak manpower, sehingga lowongan ini merupakan walk-in interview. walk-in interview ini pun saya menunggu kabar dari kakak sepupu saya kapan saya bisa ke kantor di bintaro untuk interview, karena menyesuaikan jadwal dengan kepala cabang dan supervisor.
Setelah mendapat hari resmi interview pada hari jumat, saya datang ke kantor. Saya di tanya tentang part part mobil, teknis sederhana mobil, dan yang berhubungan dengan brand tersebut. Setelah interview saya di suruh ke cabang pusat yang ada di sunter untuk menyerahkan data diri serta berkas pendukung agar bisa memulai bekerja pada hari senin.
Hari pertama masuk kerja saya di kenalkan dengan seluruh isi dari kantor cabang bintaro, mulai dari sesama marketing, hingga kepala bengkel. Lalu saya di beri sedikit training dengan menempatkan saya di pameran salah satu mall di daerah pamulang sambil di temani oleh senior saya. hal ini terus berjalan hingga seminggu. sampai akhirnya saya bisa jaga pameran sendiri.
*Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2*

Etika Melamar Pekerjaan Secara Online – Tugas Bahasa Indonesia 2 Ke-2

Di era teknologi seperti sekarang ini rasanya semua sudah dipermudah, salah satunya adalah melamar pekerjaan. Dengan koneksi internet yang saat ini sudah dengan mudah kita temui menambah kemudahannya juga. Internet seolah-olah menjadi pemutus keputusasaan bagi pelamar pekerjaan. Dengan internet jarak dan waktu tidak jadi masalah kembali, kita berada dimanapun dapat dengan mudah melamar pekerjaan.
Dengan adanya internet banyak penghematan dan kemudahan yang telah dihasilkan, termasuk diantaranya dalam memudahkan kita dalam melamar pekerjaan selain itu dengan menggunakan media internet setidaknya kita telah ikut serta dalam mengurangi penggunaan kertas yang artinya menjaga keberlangsungan hidup pohon-pohon di bumi ini. Dengan adanya media rekrutmen secara online, kini jauh lebih mudah dan murah dalam melamar pekerjaan. Tetapi tentunya ini tidak serta-merta berarti sebagai pelamar boleh mengabaikan etika dalam melamar pekerjaan. Dalam melamar pekerjaan ada beberapa etika yang tetap harus diperhatikan :
Penggunaan Bahasa
Ketika melamar pekerjaan harus selalu diingat, gunakanlah etika dalam pemilihan kata-kata serta gunakanlah kata-kata yang sesuia dengan EYD. Walaupun menggunakan media internet dan tidak bertatap muka langsung dengan pencari pekerja ada baiknya kita tetap menjaga ini, agar tetap sopan.
Subject E-Mail
Banyak yang mengirim email lamaran dengan subject yang tidak jelas, terkadang hanya nama saja atau hanya tulisan “lamaran pekerjaan” saja, bahkan ada juga yang mengosongkan subject-nya terlepas dari tahu atau tidak si pelamar pekerjaan. Sebagai pelamar kita harus memperhatikan etika dalam melamar pekerjaan, kita yang melamar ke sebuah perusahaan maka kita harus mampu bersikap baik dan jelas menunjukan tujuan kita sebenarnya. Karena yang melamar juga tidak hanya 1 orang, akan tetapi banyak yang melamar pada 1 perusahaan.
Ada beberapa perusahaan yang dengan jelas menuliskan petunjuk pengisian subject ada juga yang tidak. Jika tidak diisi dengan jelas dikhawatirkan bagian HRD akan melewatkan atau dihapus. Baiknya pada subject kita tuliskan tujuan kita, posisi yang kita pilih serta nama kita.
Isi E-Mail
Kesalahan selanjutnya bagi pelamar kerja adalah isi e-mail. Kasus yang paling umum adalah isi e-mail dikosongkan, hanya terdapat lampiran lamaran berformat pdf ataupun word. Mungkin subject sudah benar, akan tetapi jika tujuannya adalah melamar pekerjaan, setidaknya berikan sedikit hormat bagi pihak HRD. Tidak perlu panjang lebar dan bertele-tele, cukup jelaskan dengan singkat siapa diri Anda, tujuan Anda, sebutkan juga lampiran yang telah anda cantumkan dan hal-hal yang menurut Anda perlu diketahui pencari pekerja yang nantinya menjadi pertimbangan mereka.
Penggunaan Alamat E-Mail
Jika bahasa Anda sudah baik, subject Anda sudah benar, isi email juga sudah menarik Anda tetap harus memperhatikan alamat email yang Anda gunakan. Jangan menggunakan alamat email yang aneh-aneh, seperti “chayank_imoet@yahoo.com” atau “surya_lophsuju@gmail.com”. Jangan sampai penggunaan alamat email Anda mengurangi penilaian dari pihak pencari pekerja. Gunakan lah alamat email yang sopan, paling tidak dengan mencantumkan nama Anda, keahlian Anda atau menggunakan email custom dan perlu diperhatikan juga gunakan provider email yang dikenal profesional. Jangan juga menggunakan alamat email perusahaan, apalagi Anda masih menjadi pekerja diperusahaan tersebut.
Sekiranya itu beberapa etika yang harus diperhatikan menurut saya. Semoga membantu dan dapat dipergunakan dengan baik.
*Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2*

Penggunaan Bahasa Yang Baku Sesuai EYD – Tugas Bahasa Indonesia 2 Ke-1

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Ciri – ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan tata bahasa normatif. Dengan penerapan pola kalimat yang baku.
2. Penggunaan kata-kata baku. Contoh : tidak, berapa, memang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar
Bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar?
Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa informal yang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
Contoh nyata dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku:
– Apakah pekerjaanmu sudah selesai?
– Sudahkah tugas-tugas kuliahmu dikumpulkan?
Kata-kata diatas adalah kata yang sesuai untuk digunakan dalam lingkungan sosial.
Contoh lain, seperti kegiatan sosialisasi yang dilakukan antara masyarakat. Contohnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan keheranan, keraguan atau kecurigaan. Ini akan terlihat sangat aneh bila dalam komunikasi kita dalam bersosialisasi dengan orang lain, kita menggunakan bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah harga satu kilo mangga muda ini pak?
(2) Apakah sayur ini masih segar, berapa harganya bu, untuk sayuran ini?
Contoh di atas merupakan contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Harga satu kilo mangga muda ini berapa pak?
(4) Masih segar, bu? Berapa harganya?
Perbedaan penggunaan bahasa antara bahasa yang baku dan non baku, dan dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisan bahasa tersebut. Bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, bentuk bahasa baku yang sah dibuat agar secara luas masyarakat Indonesia dapat berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
– Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
– Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
– Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
• Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
• Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
• Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
• Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
• Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
• Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.

*Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2*